lanjutan dari kisah pendakian everest
Pada tanggal. 6 Desember saya terbang dari Jakarta ke Amerika, karena saya punya janji dengan dokter, untuk memerikasa muka dan mata saya, akibat dari kecelakaan naik Bus di bulan Oktober.
Bashkirov dan Vinogradski memimpin Training di Paldor Peak, Ganesh Himal, dimulai pada tanggal. 15 Desember. 34 orang pendaki, dimana separuh dari mereka tidak mempunyai pengalaman High Alpin, berusaha mencapai puncak Paldor (5900m). 17 orang berhasil muncak. Mereka bertahan 21 hari perlahan ber aklimatisasi dengan cuaca musim dingin.
Di bulan Januari dan Februari 34 pendaki melakukan Training yang ke dua di Island Peak(6189m). 16 pendaki yang berhasil adalah pendaki yang telah berhasil juga di Paldor
sebelumnya. Mereka berada disana selama 20 hari dibawah suhu minus 40 derajat Celcius dan topan musim dingin yang kencang. Dan 3 hari, 3 malam di ketinggian 6000m dengan keadaan cuaca yang sangat berat mereka harus setiap hari mendaki dan turun dengan beda ketinggian 1000m, harus dicapai waktu kurang dari 5 jam.
Training ini sangat optimal. Saya sendiri menggelengkan kepala: Paldor, Island Peak, Everest. Sebagai Training program bukan untuk sembarangan orang.
Kembali di Kathmandu, Bashkirov dan Vinogradski membikin satu laporan untuk Kolonel Edi. Di laporan itu diterangkan untuk ke 16 orang itu tentang kecepatan, penyesuaian di ketinggian, kesehatan dan kemauan dari ke 16 orang ini. Pendaki dari Kopasus, walaupun mereka tidak berpengalaman, tapi sangat berambisi dan disiplin dan memperlihatkan di situasi yang sulit lebih bermotivasi.
Di penyaringan terakhir tinggal 10 Kopasus dan 6 orang sipil. Kami menganjurkan hanya satu pendakian, yaitu dari bagian selatan, tapi telah ditolak oleh Indonesia. Indonesia telah mendapatkan seorang: Richard Pavlowski untuk memimpin satu tim indonesia yang mendaki dari arah Utara.
Dan akhirnya kami mengambil 10 orang pendaki ke Base Camp di bagian Selatan, dan 6 orang pendaki ikut Richard dan pergi ke Tibet.
Setelah Island Peak, istirahat selama 26 hari. Kami harus sebagai tim pertama di musim ini yang mendaki dan melalui Khumbu. Karena saya ingin, kami sebagai tim yang pertama berada di gunung dan terus mendaki ke puncak, karena saya ingin diwaktu muncak, tidak terjadi persaingan dengan tim yang lainnya.
[Iwan Setiawan memberikan briefing sebelum meninggalkan Lukla]
Helikopter Rusia membawa kami pada tanggal. 12 Maret dari kota Kathmandu yang kotor berpolusi ke Lukla (2850m). 10 pendaki, 3 alpinist trainer Rusia dan 16 Sherpa ikut didalam Helikopter.
Kami ingin ke Base Camp dan terus menyerbu puncak Everest. Satu cita-cita yang sangat berambisi. Lukla adalah salah satu daerah yang saya selalu merasakan kembali perasaan bebas merdeka.
Saya mencintai gunung. Disinilah rumah saya. Orang hanya bisa mengerti dengan perasaan saya, kalau sudah pernah dipagi hari dengan Helikopter diatas pegunungan ini, dan turun disana ditempat yang sunyi dan damai ditengah satu daerah pegunungan yang tak ada duanya di dunia ini dengan puncaknya yang megah menantang dengan punggungannya seperti tulang tengkorak yang tajam dan terlihat diselubungi udara yang bersih bagaikan kristal.
Dari "Kemuliaan dan keluhuran ini, saya merasakan betapa sedikitnya dan kecilnya diri saya dibandingkan dengan apa yang saya alami disini". [foto: jalur ke basecamp]
Seperti biasanya setelah kedatangan saya, dan saya merasakan setiap pagi, bahwa saya datang di kampung halaman, yang karena itu saya dilahirkan. Ditahun ini ada 17 tim ekspedisi yang lainnya di Base Camp. Saya berusaha memisahkan tim kami dari tim lainnya, untuk menghindari hal-hal yang saya tidak ingini.
Sementara sedang didiskusikan, Sherpa dari tim yang akan memasang tali pengaman dia Breaking Ice (Eisbruch), karena tali pengaman ini juga nanti akhirnya digunakan oleh tim-tim lainnya ketika melewati Breaking Ice. Biasanya hal ini dikerjakan oleh Sherpa dari satu ekspedisi atau bersama-sama dari beberapa ekspedisi dalam memasang Tali pengaman dan tangga-tangga. Dan upah mereka untuk mengerjakan ini, malah diambil oleh organisasi ekspedisi, diatas disini masih juga di praktekkan sistem Kolonial.
Banyak tim yang akan melaluinya, jadi sedang dipikirkan, kalau tim yang tadinya tidak mengirim Sherpanya dalam memasang tali pengaman dan tangga, kalau lewat harus bayar. Dan ditahun ini telah terbentuk juga sementara perkumpulan "Pangboche Sherpa Cooperative" yang memperjuangkan menerima uang bayaran itu, lumayan banyak untuk mereka dari 10 sampai 20 ribu Dollar. Sherpa dari tim Henry Todd dan Mal Duff yang mengerjakan tali pengamanan dan tangga dengan cepat, yang nantinya juga akan kami gunakan.
[foto Base Camp jalur Selatan Everest]
Mulai dari sekarang, seluruh jalur untuk muncak sudah diamankan. Dan seluruh ekspedisi akan menggunakan jalur ini, dan membayar ke perkumpulan "Pangboche Sherpa Cooperative"
Waktunya nanti akan datang, dimana orang Nepal nanti 100% berkuasa memasarkan gunung ini, seperti orang Amerika dengan McKinley, tentu saja akan datang protes dari pihak-pihak tertentu yang sekarang saja membayar Sherpa yang bekerja paling berat, sangat murah dan dibawah tarif.
[foto, jalur di Khumbu icefall]
Tim kami sampai di Base Camp tanggal 19 Maret. Karena tim kami telah melakukan Training, kami tidak perlu ber aklimatisasi lagi di ketinggian sebegini. Didepan kami terletak Breaking Ice (Eisbruch), mental sangat penting dalam pendakian Everest, karena balok-balok Es di Breaking Ice yang seperti raksasa besar, tinggi dengan jurang gletser yang menganga pecah berantakan tak beraturan dan setiap saat bentuk dan posisinya selalu berubah, karena gerakan dari gletser yang turun kebawah.
Jadi ketika kami melalui daerah ini, keberanian kami akan diuji, setiap langkah harus di perhitungkan, kalau tidak terperosok masuk jurang es menuju Nirwana. Kami memanjat berjam-jam melalui jurang es gletser yang terbuka dan tidak tahu berapa dalamnya, dengan menggunakan tangga yang di ikat-ikat dan disambung-sambung, mendaki terus melalui balok es yang bergerak setinggi rumah yang bertingkat-tingkat. [foto, memanjat jurang es (icebreak) sesaat sebelum campI]
Tanggal 22 Maret kami mendaki dengan seluruh anggota tim ke Camp 1 untuk beraklimatisasi. Semua anggota menunjukan keadaan yang menggembirakan, hanya memperlihatkan sedikit ketidak biasaan, tapi dalam pendakian kedua kalinya mereka telah menunjukkan rutinitas dan lincah. Setelah ini selesai, datang berikutnya, naik lagi, istirahat beraklimatisasi.
[foto camp I]
lanjut ke Pendakian everest 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar